Saturday, June 13, 2009

David Beckham Unveils His Latest Armani Underwear Ads

COURTESY OF ARMANI

david-beckham-300x400 Soccer season may be over until he returns to the LA Galaxy in July, but David Beckham is still driving the crowds wild! The star turned up at Selfridge’s in London to unveil the fall/winter Emporio Armani underwear campaign to a screaming crowd that even braved the London train strike to see Becks. Armani says of Beckham, “David has a great sense of style and is an inspiring role model – this is what makes him the perfect partner for Emporio Armani underwear. I am very excited that David Beckham’s new campaign image was unveiled exclusively in his home country and where better than at such an iconic retail destination as  Selfridges.” Beckham admits to a case of nerves over the campaign, but only at the unveilings! “I don’t mind having the photograph taken but it’s a little bit embarrassing when it’s unveiled.” Although it’s not all stressful, with Beckham saying of seeing his billboards, “I don’t know about it giving me a buzz but I’m very proud of it.” We think that David’s ads just keep getting hotter and hotter! Tell us: What do you think of David Beckham’s latest ad?

david-beckham-2-300x400 david-beckham-300x400 (1)

Source: People

Read more...

Book Synopsis: Harry Potter 7

Buku ketujuh diawali dengan Voldemort dan para Pelahap Mautnya di rumah Lucius Malfoy, yang merencanakan untuk membunuh Harry Potter sebelum ia dapat bersembunyi kembali. Meminjam tongkat sihir Lucius, Voldemort membunuh tawanannya, Profesor Charity Burbage, guru Telaah Muggle di Hogwarts, atas alasan telah mengajarkan subyek tersebut dan telah menganjurkan agar paradigma kemurnian darah penyihir diakhiri.

Harry telah siap untuk melakukan perjalanannya dan membaca obituari Albus Dumbledore; dan terungkaplah bahwa ayah Dumbledore, Percival, adalah seorang pembenci non-penyihir dan telah menyerang tiga Muggle, dan meninggal di Penjara Azkaban atas kejahatannya. Harry kemudian meyakinkan keluarga Dursley bahwa mereka harus segera meninggalkan rumah mereka untuk menghindarkan diri dari para Pelahap Maut. Keluarga Dursley kemudian pergi menyembunyikan diri dengan dikawal sepasang penyihir setelah sebelumnya Dudley melontarkan pengakuan bahwa ia peduli akan Harry.

Bersama-sama dengan anggota Orde Phoenix, Harry kemudian pergi dari rumah Dursley ke The Burrow. Dalam perjalanan itu, Hedwig, burung hantu Harry, terbunuh oleh kutukan pembunuh; George Weasley kehilangan sebelah telinganya akibat mantra Sectumsempra; Mad-Eye Moody dibunuh oleh Voldemort sendiri. Harry sendiri lolos ketika Voldemort mengejarnya setelah tongkat sihirnya bereaksi dengan sendirinya dengan tongkat sihir pinjaman Voldemort, menghancurkannya, dan ia juga kemudian mendapatkan penglihatan ketika Voldemort menanyai Ollivander si pembuat tongkat sihir, mengenai mengapa hal itu dapat terjadi.

Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir tiba di kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan snitch pertama yang ditangkap Harry. Namun demikian, pedang tersebut ditahan, karena menurut kementerian pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Ketiganya berusaha mencari tahu apa dibalik ketiga benda yang diberikan kepada mereka itu. Sehari kemudian adalah hari pernikahan Fleur Delacour dan Bill Weasley.

Setelah diberitakan bahwa Voldemort telah berhasil mengambil alih Kementerian Sihir; Harry, Ron, dan Hermione kemudian bersembunyi di Grimmauld Place nomor 12, rumah yang diwariskan Sirius Blackkepada Harry. Ketiganya kemudian menyadari bahwa inisial R.A.B. pada liontin yang didapatkan Dumbledore dan Harry dalam buku keenam adalah Regulus Arcturus Black, adik Sirius. Mereka mulai mencari Horcrux yang dicuri Regulus di rumah keluarga Black itu. Dari Kreacher, mereka mengetahui bahwa ia telah membantu Regulus untuk mendampingi Voldemort menempatkan Horcrux berbentuk liontin itu di gua. Ketika Regulus merasa kecewa dengan Voldemort, ia memerintahkan Kreacher untuk kembali ke gua dan menukar liontin dengan yang palsu. Regulus terbunuh dalam proses itu. Pada akhirnya, mereka bertiga menyadari bahwa Mundungus Fletcher telah mencuri liontin tersebut dan kemudian dirampas oleh Dolores Umbridge.

Setelah selama satu bulan memata-matai Kementerian Sihir, ketiganya berhasil mengambil Horcrux dari Umbridge. Dalam prosesnya, tempat persembunyian mereka diketahui dan terpaksa melarikan diri ke daerah terpencil, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan tidak dapat lama tinggal di suatu tempat.

Dalam waktu beberapa bulan berpindah-pindah, mereka mendengar bahwa pedang Godric Gryffindor sebenarnya adalah palsu, dan ada yang melakukan sesuatu terhadap pedang aslinya. Dari Phineas Black, Harry mendapatkan bahwa pedang itu terakhir kali digunakan Dumbledore untuk menghancurkan salah satu Horcrux, Cincin Gaunt. Ron kemudian berselisih paham dengan Harry, dan pergi meninggalkan Harry dan Hermione. Harry dan Hermione kemudian pergi ke Godric's Hollow untuk mencari tahu apakah Dumbledore telah meninggalkan pedang itu di sana.

Di Godric's Hollow, keduanya mengunjungi tempat pemakaman keluarga di mana keluarga Potter dan Dumbledore dikuburkan. Di Godric's Holow, mereka juga menemui Bathilda Bagshot,
seorang teman lama Dumbledore yang mengarang buku Sejarah Sihir. Di rumah Bagshot mereka menemukan gambar penyihir hitam Grindelwald, sanak Bagshot, yang pada masa lalu adalah kawan masa kecil Albus Dumbledore. Namun demikian, ternyata mereka terperangkap, karena "Bagshot" itu merupakan penjelmaan ular Voldemort, Nagini. Mereka berhasil melarikan diri dari Voldemort, tetapi tongkat sihir Harry hancur dalam kejadian itu.

Dalam pelarian mereka, Harry akhirnya menemukan bahwa pedang Godric Gryffindor tersembunyi di sebuah kolam beku di tengah sebuah hutan berkat bantuan patronus berbentuk kijang. Dia menyelam ke dalamnya untuk mendapati pedang tersebut. Kalung Horcrux mencoba mencekik Harry dan hampir menenggelamkannya hingga mati kalau tidak ditolong oleh Ron yang kembali. Keduanya menghancurkan Horcrux dengan pedang itu.

Ketiganya kemudian berbicara kepada Xenophilius Lovegood, ayah Luna Lovegood, dan menanyakan kepada mereka mengenai lambang Grindelwald yang telah berkali-kali muncul selama perjalanan mereka. Di rumah Lovegood, Harry, Ron, dan Hermione mendapatkan kisah penyihir kuno mengenai tiga bersaudara yang mengalahkan kematian, dan masing-masing mendapatkan benda sihir sebagai hasilnya - tongkat sihir yang tak terkalahkan (Elder Wand—tongkat sihir tetua), batu sihir yang dapat menghidupkan kembali yang telah mati (Resurrection Stone—batu kebangkitan), dan Jubah Gaib (jubah tembus pandang) yang tidak lekang oleh waktu. Harry menyadari bahwa jubah yang dimilikinya adalah adalah Jubah Gaib, dan segera menemukan bahwa Lovegood telah berkhianat dan menyerahkan mereka ke Kementerian. Luna, putrinya, telah ditawan dan Xenophilius berpikir untuk menyerahkan Harry Potter sebagai ganti tawanan. Ketiganya meloloskan diri dan berpikir untuk mengumpulkan ketiga benda sihir Deathly Hallows, untuk mengalahkan Voldemort.

Harry, Ron, dan Hermione kemudian tertangkap oleh kelompok Snatcher yang diketuai oleh Fenrir Greyback, karena menyebut nama Voldemort (nama itu sudah dimantrai untuk mendeteksi para penyebutnya) dan dibawa ke rumah Malfoy. Di sana, Hermione disiksa dan diinterogasi oleh Bellatrix Lestrange untuk mengetahui bagaimana mereka memperoleh pedang Godric Gryffindor, karena ia berpikir bahwa mereka telah mencurinya dari lemari besinya di Gringotts. Di bawah tanah, Harry dan Ron dipenjarakan bersama-sama dengan Dean Thomas, goblin Griphook, pembuat tongkat sihir Ollivander, dan Luna Lovegood. Harry berusaha mencari pertolongan dan Dobby muncul untuk menyelamatkannya. Dalam usaha meloloskan diri, mereka dihadang Wormtail yang kemudian terbunuh karena tercekik oleh tangan perak Wormtail yang dibuat Voldemort tanpa berhasil ditolong oleh Ron dan Harry, sebagai balasan dari hutang budi dari tahun ketiga Harry di Hogwarts. Mereka berdua kemudian menolong Hermione dengan bantuan Dobby, yang tewas dibunuh oleh Bellatrix.

Harry dan kedua sahabatnya kemudian berusaha mencari rencana baru. Ia menanyai Ollivander mengenai Elder Wand dan mendapati bahwa pemilik terakhirnya adalah Dumbledore. Dibantu Griphook, Hermione menyamar sebagai Bellatrix Lestrange dan bersama-sama Harry dan Ron memasuki lemari besi Bellatrix di Bank Gingrott's. Di sana mereka menemukan satu lagi Horcrux, piala Hufflepuff. Griphook kemudian mengkhianati mereka dan melarikan diri dan membawa pedang Godric Gryffindor. Harry, Ron, dan Hermione berhasil melarikan diri, tetapi pada saat yang bersamaan Voldemort menyadari bahwa mereka mencari Horcrux-Horcruxnya.

Harry mendapatkan penglihatan segera setelah pelarian mereka; ia dapat melihat melalui mata Voldemort dan mengetahui pikirannya. Voldemort akan mendatangi tempat-tempat Horcurxnya disembunyikan dan mengetahui bahwa mereka telah lenyap dan hancur. Secara tidak sengaja, Voldemort mengungkapkan bahwa Horcrux terakhir berada di Hogwarts.

Ketiganya segera pergi ke Hogsmeade untuk mencari jalan masuk ke sekolah Hogwarts. Di Hogsmeade, mereka disudutkan oleh para Pelahap Maut dan diselamatkan oleh Aberforth Dumbledore. Aberforth membuka jalan terowongan ke Hogwarts di mana mereka disambut oleh Neville Longbottom.

Pada saat menyelamatkan jiwa Draco Malfoy, Harry menemukan Mahkota Ravenclaw yang merupakan Horcrux itu tersembunyi di Kamar Kebutuhan dan benda itu dihancurkan.

Di Shrieking Shack, mereka mendapati Voldemort membunuh Severus Snape dengan tujuan untuk menguasai kekuatan Elder Wand kepada dirinya sendiri. Dalam keadaan sekarat, Snape memberikan memorinya kepada Harry. Dari memori itu terungkap bahwa Snape selama ini berada di pihak Dumbledore, didorong dengan cinta seumur hidupnya kepada Lily Potter. Snape telah diminta Dumbledore untuk membunuh dirinya jika situasinya mengharuskan demikian; karena bagaimanapun juga hidupnya tidak akan lama lagi akibat kutukan yang terdapat di Horcrux Cincin Gaunt. Selanjutnya, terungkap pula bahwa Harry adalah Horcrux terakhir Voldemort, dan ia harus mati juga sebelum Voldemort dapat dibunuh. Pasrah akan nasibnya, Harry mengorbankan diri dan Voldemort melancarkan kutukan untuk membunuhnya. Kemudian Harry tersadar di tempat yang mirip dengan stasiun King Cross, dan Dumbledore mendatanginya. Dumbledore mengatakan bahwa Harry sebenarnya adalah pemilik dari Deathly Hallows, dan kutukan Avada Kedavra itu malah menghancurkan bagian dari jiwa Voldemort yang terdapat di tubuhnya. Pada saat ini Dumbledore memberikan pilihan pada Harry, apakah dia ingin meneruskan pada kematian, atau kembali hidup ke dunia. Harry memilih kembali ke dunia, dan tersadar. Pada akhirnya, setelah Nagini dibunuh oleh Neville, Voldemort kemudian terbunuh setelah mencoba menggunakan Kutukan pembunuh Avada Kedavra terhadap Harry. Kutukan itu berbalik menyerang Voldemort sendiri setelah Elder Wand menolak membunuh tuannya (Harry) sendiri.

Dalam kisah di akhir buku, pada tahun 2017, 19 tahun setelah Pertempuran di Hogwarts, Harry dan Ginny Weasley telah memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan Lily. Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi di Hogwarts. Ron dan Hermione telah memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Draco Malfoy memiliki anak bernama Scorpius. Mereka seluruhnya bertemu di stasiun kereta api King's Cross, untuk mengantar anak-anak mereka bersekolah ke Hogwarts. Di sana diungkapkan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi setelah kekalahan Pangeran Kegelapan.


Sumber : Blog BukuKITA.com
Read more...

Daniel Radcliffe Profile

  • Real Name: Daniel Alan Radcliffe
  • Birthday: 07/23/1989
  • Birthplace: Fulham, London, England, UK
  • Occupation: Actor
  • Sign: Leo
  • Height: 5' 8

Biography:
Although he had wanted to be an actor for as long as he could remember, November had to convince his parents to allow him to pursue his dream. The schoolboy had been encouraged to try out for a 1999 British TV version of Charles Dickens' "Oliver Twist"Daniel-Radcliffe-harry-potter-premiere but his mother and father opposed the idea. When the opportunity to audition for another of Dickens' young heroes, this time "David Copperfield" (BBC, 1999), they relented. Surviving five callbacks, Radcliffe landed the role and earned glowing notices for his work. He also displayed a poise and screen charisma and more than held his own opposite such veterans as Bob Hoskins and Maggie Smith. Still, that was a mere warm-up for his first major film role. Radcliffe landed the highly coveted part of Harry Potter, the bespectacled young wizard of the popular series of books by author J K Rowling. The young actor beat out numerous other performers (including the much rumored Gabriel Thomson, who ironically had played another Dickens hero, Pip in 1999's "Great Expectations", and Liam Aiken, who had co-starred in director Chris Columbus' "Stepmom" 1998). Radcliffe received the imprimatur of author Rowling and was expected to be a breakout when "Harry Potter and the Sorcerer's Stone" opened in theaters in November 2001. Indeed, the film was recieved warmly by audiences and Radcliffe became one of the best known adolescent actors of the day. Following the success of the film, Radcliffe found himself with little time to explore other roles, as he was set to reprise the bespectacled young wizard in the sequel "Harry Potter and the Chamber of Secrets" (2002) as well a subsequent films in the series.

Read more...

Kristen Stewart’s New Hairstyle: Love It or Hate It?

kristen-stewart-300x400

Kristen Stewart hit L.A. yesterday with a choppy black hairstyle that shouts, “I love rock ‘n’ roll.” And if you think that Kristen’s new look makes her a dead ringer for Joan Jett, there’s a reason: The Twilight star has just taken on a new gig playing the singer in biopic The Runaways, which is slated to hit theaters in 2010. The style is a far cry from the tousled auburn locks that she sports as Bella — what would Edward say about the new look?

Read more...

Friday, June 12, 2009

Angels and Demons


Seakan sudah menjadi tren di Hollywood saat ini, film yang merupakan adaptasi dari novel kembali muncul. Kali ini novel karangan Dan Brown Kembali diadaptasikan ke layar lebar. Novel dengan judul Angels and Demons ini sebenarnya adalah novel pertama Dan Brown sebelum Davinci Code, tapi mengambil setting cerita setelah Davinci Code. Oleh karena itu film kali ini bisa dianggap sebagai sekuel dari Davinci Code.

Film ini masih bercerita seputar karakter Robert Langdon yang merupakan seorang ahli simbologi dari Harvard. Robert harus kembali berhadapan dengan kelompok kuno yang rela berbuat apa saja demi mencapai tujuan mereka, termasuk membunuh siapapun. Ketika Robert menemukan bukti atas keberadaan kelompok bernama Illuminati yang merupakan salah satu kelompok underground yang paling kuat dalam sejarah, ia juga mendapat ancaman kematian dari musuh besar Illuminati, yaitu Vatikan. Setelah menyadari ancaman Illuminati yang bisa meledak kapan saja, Robert langsung menuju Roma untuk meminta bantuan dari seorang ilmuwan Italia bernama Vittoria Vetra. Bersama-sama mereka harus melalui petualangan penuh aksi dari kuburan sampai ke tempat eksotis lainnya untuk mengikuti kelak simbol tua berumur 400 tahun yang tersebar demi keselamatan Vatikan.

Sebelumnya, film ini dikatakan lebih baik dari Davinci Code dalam segala aspek. Setelah dilihat memang betul, tapi tidak seluruhnya. Kalau dilihat dari alur cerita, memang cerita mengalir dengan cepat, tapi tidak pernah sampai terlalu cepat. Film ini juga memiliki lebih banyak adegan aksi. Namun, polesan pada film ini lebih halus dan tidak sekasar Davinci Code. Itu berkat jalan ceritanya yang tidak sekontroversial Davinci Code. Walaupun ceritanya juga berpotensi menimbulkan kontroversi di kalangan agama, Ron Howard mencari jalan aman dengan memperhalus bagian-bagian tersebut dan menggabungkan beberapa bagian ke satu karakter saja. Hasilnya, film ini mungkin akan terlihat berbeda dari novelnya. Hal tersebut bisa menjadi nilai plus atau minus bagi para penggemar novelnya.
Akting pada film ini juga cukup baik, walaupun tidak ada yang terlalu istimewa. Musiknya juga memiliki ciri khas Hans Zimmer yang mengalun dengan baik. Dan setting ceritanya juga bisa menampilkan tempat-tempat eksotis dengan baik.
Kesimpulan: Film ini cukup layak untuk ditonton baik bagi anda yang penggemar novelnya atau anda yang hanya ingin menonton film yang menghibur.

Sutradara : Ron Howard
Tom Hanks : Robert Langdon
Ewan McGregor : Camerlengo Patrick McKenna
Ayelet Zurer : Vittoria Vetra
Read more...